Selasa, 02 Juli 2013

Edelweiss Flower

Selamat malam, dan selamat beristirahat *hening

Entah kenapa malam ini saya ingin membahas mengenai salah satu bunga yang indah di Indonesia yang bernama 'Bunga Edelweiss' atau lebih populer dengan sebutan Bunga Abadi, yap 'Edel' yang dalam bahasa Jermannya berarti 'mulia' sedangkan 'Weiss' berarti 'putih' yah kurang lebih seperti itu sih *ciah

Edelweiss sendiri di Indonesia kebanyakan adalah jenis Anaphis Javanicus dan dijumpai di pucuk gunung, yah ngarang nih abangnya *langsung teriak 'PUCUK.... PUCUK.....' (korban iklan ternyata) -.-

Yah sebenernya bukan ingin membahas tentang ini bunga cuma pengen mbahas filosofi nih bunga dalam kehidupan, ya entah sih tapi ini menurut pendapat saya loh jadi harap maklum kalo ngaco dikit, iya dikit banget saking dikitnya *dilempar ke pucuk gunung



Yap, memang banyak yang mengatakan jiakalu bunga ini adalah simbol dari keabadian cinta, pengorbanan, ketulusan dan lain-lain sesuai presepsi masing-masing aja sih sebenernya, dan tidak saya pungkiri jikalau pun saya setuju dengan pendapat tersebut, bagi saya ya begitulah jikalau memang anda sudah masuk ke dunia yang disebut anak muda sekarang sebagai 'dunia percintaan' maka disitulah anda akan menemukan banyak hal layaknya kita memakan pecel dengan sayur lengkap, ada dimana rasa akan pahit dan kadang manis tapi semua itu pun dinikmati bersama bumbu-bumbu yang terkadang terasa pedas, atau bahkan seperti es campur yang beraneka rupa tapi menyegarkan dahaga, terserah anda sih kan anda sendiri yang merasakan,
Mari kembali ke topik lagi dari pada nanti malah nyebut makanan se-food court malah repot kalo pada kepengen yah hehehe,

Sekarang simpel sih, sebenarnya saat ini cinta itu disalah artikan oleh remaja sebagian besar, yap bagi mereka cinta itu hanya tertuju pada seseorang yang sering dinamakan 'sepesial' bukan bagaimana kita berbagi kebahagiaan dan kasih kepada orang tua utamanya dan orang-orang di sekeliling kita umumnya, dimana terkadang kita menghabiskan waktu hanya berdua, sekedar menanti sepenggal kata dalam sms atau sebait kalimat dari telepon orang yang kita anggap sebagai seseorang sepesial, berjalan walau hanya selangkah dan menghabiskan beberapa detik bersama, atau pergi ke suatu tempat berdua, itulah kenapa sempat tercetus sebait kata kondang yaitu 'jika pacaran maka dunia serasa milik berdua', yap berarti egois dong?orang lain dikemanain?katanya makhluk sosial bung?yah membentur tiang sodara *digampar

Alangkah lebih baiknya sih bagaimana kita menyeimbangkan antara kasih sayang kepada orang tua, orang disekeliling kita dan seseorang sepesial, ya sepintas itu suatu hal yang sulit dalam kondisi tertentu, tapi inilah kehidupan bung, hidup itu pilihan dan tiada pilihan dari kita yang salah atau sia-sia, maka janganlah menyesal..(loh??)

Usut punya usut, menurut pandangan saya bahwa saat ini sebagian remaja lebih mementingkan seseorang sepesialnya dari pada orang tuanya sendiri loh bahkan *nah *astaghfirullahaladzim, tidak kah engkau ingat siapa yang melahirkanmu?membesarkanmu?mendidikmu hingga engkau masih bernafas hingga detik ini saudara-saudara? *mata berkaca
upss..., cek juga loh, sudahkah anda memberi sesuatu sepesial untuk kedua orang  tua anda selama ini?sudahkah anda membanggakan mereka?tapi kenapa anda membanggakan orang sepesial anda itu?padahal belum tentu dia akan selalu setia menemani anda hingga nafas terakhir anda, sedangkan orang tua yang jelas-jelas.....?oh my.... *berlinang

Eitss..., kan mbahas Bunga Abadi kakak, kenapa jadi bahas gituan?ya maklum deh ya sekalian inget nanti paling juga posting seabad sekali nak *seketika dibenamkan di lautan

Yipiidiii.... back to Edelweiss, yap jadi kesimpulannya menurut saya sih : " Terkadang cinta itu seperti Bunga Eidelweiss, dimana kita hanya bisa menikmati dan mengagumi keindahannya saja tanpa memilikinya agar supaya tetap 'hidup' dalam 'keindahan' ''




Sekian lsaha Matur nuwun kula aturaken,
Sugeng Ndalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar